THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 12 September 2008

X Japan

X JAPAN - © X JAPAN

PROFIL



X JAPAN, formerly X, was one of the best-known and regarded bands in Japan in the 1980s and '90s. Their concept was "Psychedelic Violence- Crime of Visual Shock." They are often regarded as one of the founders of the visual-kei movement in Japan, although they were hardly the only band to dress colorfully and wildly at the time.

Their music is a strong representation of their times. Their style started out quite heavy metal although their offerings were littered with ballads as well, including the famous Art of Life, a song which is nearly half an hour long. Over time, their sound became even more varied as the band let their true talents shine.

BIOGRAFI



It was in 1980 that childhood friends YOSHIKI and TOSHI formed a band known as Noise. Two years later, they changed their name to X and began their ascension into rock history. They began by performing at clubs and such with the help of random musicians, gathering quite the underground following in the process. They eventually had tracks on certain rock compilations, which only helped to expand their growing fan base. In 1987, they recruited HIDE, PATA, and TAIJI to complete their line-up and make it official.

The boys were a crowd favorite, but couldn't seem to find a record label interested in their music. With the money from his mother's sale of the family business, YOSHIKI created his own label, Extasy Records, and released Vanishing Vision, X's first official album. It made a large impact on the metal scene, but failed to grab Japan’s attention. However, the metal heads were so into it that Sony Records Japan took notice and gave the band a record deal.

Blue Blood was soon released and became a runaway hit. Songs like Weekend and Endless Rain swept the nation off its feet and gave the band the boost they needed. X was everywhere. Non-stop radio play, amazing record sales, and a slew of TV interviews were all it took to make X one of the most successful bands in Japanese history. Their national tours sold-out almost instantaneously and they became the first band in history to play the Tokyo Dome three nights in a row.

Needless to say, their following album, Jealousy, blew expected record sales away. Unfortunately, all the success in the world couldn't keep TAIJI in the band. He left in 1992 and was replaced by HEATH, who made fans relatively quickly. The band later switched to a different label, in hopes of reaching out overseas. However, the discovery of an American punk band named X prompted them to change their name to X JAPAN to avoid copyright and confusion issues.

The first release under the new name was 1994's Art of Life, a 29 minute album made famous for one reason: it contained only one track! The epic song delighted audiences and shot all the way to first place on the Japanese charts during its release. It has only been performed live once, caught on tape and released as ART OF LIFE 1993.12.31 TOKYO DOME.

1996 came around and X JAPAN released their final album, Dahlia. Only a handful of months later, in April of 1997, TOSHI left the band. There have been plenty of rumors as to why and many fans had a difficult time forgiving him for his departure. Soon afterwards, X JAPAN announced its disbandment. Their final concert took place at the Tokyo Dome on December 31st, 1997, forever immortalized on video as The Last Live.

Rumor has it that HIDE and YOSHIKI were planning on eventually resurrecting the band with a new singer, but that never happened seeing as HIDE died tragically in May of 1998. His death shocked the entire nation and reunited X JAPAN for one final performance: Forever Love, sung as a farewell at his funeral.

X JAPAN's material continues to sell extremely well to this day, almost ten years after their disbandment. Regarded as legends, their impact on the Japanese music scene can still be felt today through visual-kei bands and their unique looks. However, to X fans, the style will forever be known as the art of "Psychedelic Violence- Crime of Visual Shock."

Acid Android

FORMASI

  • Gitar : antz [member session]
  • Gitar : tomo [member session]
  • Drum : yasuo [member session]
  • Gitar : kishi [member session]

LINK RESMI

acid android - © Sony Music Entertainment (Japan) Inc. All Rights Reserved.

PROFIL

Selama 3 tahun vakumnya L'Arc~en~Ciel, drummer band terkenal ini, yukihiro, memulai proyek solonya melalui acid android. Style musik band ini berbeda dengan musik yang ditawarkan oleh L'Arc~en~Ciel, dan para fan terkejut akan perubahan musik yang drastis ini. Style musik acid android didefinisikan sebagai industrial rock; seperti musik dari band-band US Nine Inch Nails dan Celldweller.

Petikan gitar yang keras dan gebukan drum yang tepat menjadi dasar musik band ini. biarpun demikian, acid android bukan sepenuhnya proyek solo, karena musisi pendukung lainnya ikut tampil bersama yukihiro.


Penulis : finix & Kagayaki
terjemahan : saicamui (2008-05-16)

BIOGRAFI

acid android muncul untuk pertama kalinya di Shibuya Club Asia pada tanggal 23 Mei 2001dalam event acid android in an alcove. Leader dan pembentuk band ini,yukihiro, memegang gitar dan vokal. beberapa bulan setelahnya, tepatnya pada tanggal 27 September, CD pertama acid android, Ring the Noise dirilis di bawah label rekaman Ki/oon Records. Setelah merilis sinle pertama hanya sedikit aktivitas yang terdengar dari mereka sampai bulan Januari, ketika mereka tampil sebagai guest untuk band crow.

Tepat setelah satu tahun perilisan Ring the Noise munculah album bertajuk acid android yang sudah dinanti-nanti. Awalnya album ini hanya tersedia melalui pemesanan internet, sampai diriliskan pada bulan maret tahun 2003. album dengan judul yang sama ini bernuansa gelap serta gloomy, dengan campuran musik yang rumit antara track programming drum minimalis dan ledakan gitar yang heavy, electronic noise serta vokal khas genre industrial yang tinggi melengking. Seminggu setelah perilisan acid android, muncul mini-album faults hasil kolaborasi dengan seorang vokalis asal Inggris bertalenta, Tony Halliday. Tur promosi diadakan sampat bulan Mei 2003. Setelah tur berakhir, yukihiro bersama dengan Ken, rekan se-bandnya di L'Arc~en~Ciel mengerjakan proyek solo Sons Of All Pussys<./b>.

Dua tahun kemudian cukup sepi bagi acid android dikarenakan komitmen yukihiro pada L'Arc~en~Ciel yang telah kembali berkarya. Selain tampil pada acara tahunan Danger Crue presents..., dan menyuport MUCC juga S.O.A.P, band ini tidak terlalu aktif. Pada tahun 2006 akhirnya mereka merilis single baru, Let's Dance, (yang di mix di Berlin, Jerman) dan album Purification. Pada tanggal 19 April, band ini tampil sebagai artis pendukung band hard rock US,KoЯn, selama konser mereka di Jepang. Mereka juga menyuport MUCC sebelum kembali melanjutkan tur solo mereka sendiri.

Semenjak yukihiro telah kembali bekerja dengan L'Arc~en~Ciel, sulit untuk memprediksi bagaimana acid android kedepannya, tapi tak diragukan lagi bahwa rilisan mereka berikutnya akan menjadi tak terbayangkan dan menyenangkan seperti yang selama ini telah mereka hasilkan.

L`Arc~en~Ciel

FORMASI :

Vokal : hyde
Gitar : ken
Bass : tetsu
Drum : yukihiro

Drum : Sakura [Keluar : 1997]
Gitar : hiro [Keluar : 1992]
Drum : pero [Keluar : 1992]

PROFIL

L'Arc~en~Ciel memulai karirnya sebagai band visual kei di Osaka lebih dari lima belas tahun yang lalu. Setelah bertahun-tahun berkarir, image mereka bisa dikatakan semakin berubah menjadi lebih mainstream. Mereka menciptakan lagu-lagu dengan range musik yang lebih luas, dari pop-rock yang catchy sampai lagu ballad. Dengan variasi musik ini mereka berhasil menjadi salah satu dari band rock paling top di Jepang. Tidak hanya kepopuleran L'Arc~en~Ciel yang semakin kuat di Jepang, mereka bahkan juga berhasil memukau penikmat musik dan penonton di seluruh dunia. Ini merupakan contoh yang nyata akan musik sebagai bahasa yang universal.

BIOGRAFI

L’Arc~en~Ciel dibentuk di bulan Februari 1991 dengan tetsu sebagai bassis sekaligus leader, Hide (sekarang dikenal sebagai hyde) pada vokal, Hiro di gitar dan Pero pada drum. Nama L’Arc~en~Ciel , yang jika diterjemahkan secara harfiah berarti sebuah lengkungan/busur yang berada di langit, dipilih oleh tetsu berdasarkan sebuah film yang ia tonton.

Di tahun 1992, ken, teman masa kecil tetsu keluar dari universitas untuk bergabung dengan band ini menggantikan Hiro pada gitar. Bulan Desember di tahun yag sama Pero keluar. tetsu kemudian mengajak Sakura untuk bergabung setelah melihat permainannya, walaupu ia tidak terlalu mengenalnya dengan baik. Setelah melihat permainan L’Arc~en~Ciel, Sakura memutuskan untuk bergabung dengan band ini di tahun 1993. Album pertama mereka Dune juga dirilis di tahun tersebut, yang menjadi nomor satu di chart Oricon Indies dan mencuri perhatian label - label major.

Di tahun 1994, L’Arc~en~Ciel menanda-tangani kontrak dengan divisi Ki/oon dari Sony dan mengeluarkan album kedua mereka, Tierra. Heavenly kemudian dirilis di tahun 1995, dan 1996 ditandai dengan dirilisnya True, rilisan yang pertama kali terjual jutaan kopi dari band ini.

Di awal 1997 saat band ini berada di puncak kesuksesannya Sakura ditahan dengan tuduhan kepemilikan heroin. Ia kemudian resmi keluar dari band ini tanggal 4 Oktober. Ketika berita mengenai ditahannya Sakura menyebar ke publik, CD ? CD L’Arc~en~Ciel diturunkan dari rak ? rak CD. Dan lagu The Fourth Avenue Café yang sebelumnya digunakan sebagai soundtrack anime Rurouni kenshin dengan segera diganti. Walaupun ini merupakan titik yang rendah dalam sejarah band tersebut, dan perilisan The Fourth Avenue Café ditunda, album True tetap bertahan di tangga lagu selama dua tahun.

Untuk beberapa bulan band ini berada dalam situasi yang tidak pasti untuk pulih kembali dari guncangan yang diakibatkan skandal obat-obatan Sakura. L’Arc~en~Ciel yang iseng kemudian menghibur diri dengan membentuk The Zombies, sebuah band yang mengcover lagu mereka sendiri serta lagu ? lagu dari Marilyn Manson dan Nirvana.

Mereka kembali secara resmi dengan mengadakan konser Reincarnation ’97 Live di Tokyo Dome. Dengan penonton sebanyak 56,000 orang, tiket pertunjukan pertama meraih rekor yang masih belum tertandingi sampai sekarang ini, yang terjual habis hanya dalam waktu empat menit. Konser ini juga pertama kalinya yukihiro (ex-Die in Cries, ex- Zi:Kill) tampil sebagai drumer baru di band ini. Walaupun single pertama yang mereka rilis setelah keluarnya Sakura, Niji hanya menulis namanya sebagai support member. Tak lama setelah rilisan ini yukihiro pun diangkat sebagai anggota resmi.

Album mereka selanjutnya, HEART keluar di tahun 1998. Dan pada tahun 1999 ark dan ray dirilis pada waktu yang bersamaan, yang juga menjadi album Jepang pertama yang dirilis secara serempak di Jepang dan juga di negara - negara Asia lainnya. Tiap ? tiap album terjual lebih dari 2 juta kopi dan bertengger di peringkat pertama dan kedua Oricon chart.

Tahun 2000 REAL, yang menjadi album orisinil terakhir mereka sebelum vakum dan mengerjakan proyek solo masing ? masing, dirilis. Lagu terakhir mereka, Spirit dreams inside dipakai sebagai lagu penutup film Final Fantasy: The Spirits Within.

Selama masa jeda yang panjang, hyde merilis dua album solo dan bermain di film Moon Child bersama Gackt, serta memainkan peran Adam di Kagen no Tsuki. Sedangkan ken membentuk Sons of All Pussys bersama Sakura. Sementara itu tetsu bertransformasi menjadi TETSU69, dan yukihiro menjadi vokalis untuk acid android. Masa jeda mereka juga diwarnai dengan perilisan Clicked Singles Best 13, yang berisikan dua belas lagu favorit pilihan fans, serta Anemone, satu-satunya lagu yang mereka ciptakan sepanjang waktu tersebut.

Setelah vakum selama tiga tahun dengan spekulasi tentang kemungkinan bubarnya band ini, L’Arc~en~Ciel mengejutkan fans mereka dengan mengumumkan sebuah seri dari tujuh konser yang diberi judul Shibuya Seven Days, yang diikuti dengan perilisan single baru mereka. Berada di peringkat atas tangga lagu dan dipakai sebagai lagu pembuka animasi Fullmetal Alchemist, READY STEADY GO dijual di bulan Februari 2004. Mengikuti perilisan single berikutnya, L’Arc~en~Ciel kemudian merilis album yang banyak ditunggu-tunggu, SMILE, pada tanggal 31 Maret.

Sebelumnya, semasa Sakura masih menjadi anggota band ini, mereka sempat membuat beberapa lagu di bawah nama D’Arc~en~Ciel. Akan tetapi, dengan dirilisnya single terbaru, ditampilkan pula P’UNK~EN~CIEL. Dengan anggota ? anggotanya merupakan member L’Arc~en~Ciel yang berganti posisi, dan kemudian merekam ulang lagu ? lagu lama L’Arc~en~Ciel. Mereka bahkan terus merekam ulang hampir semua single ? single terbaru mereka.

Tanggal 31 July 2004 L’Arc~en~Ciel hadir sebagai bintang tamu di hadapan 12,000 orang penonton pada acara konvensi anime Otakon yag diadakan di Baltimore, Maryland. Ini merupakan penampilan pertama band ini di USA. Melihat respons yang luar biasa dari para fans, Tofu Records, label Sony Music Jepang di Amerika menandatangani kontrak dengan band ini di bulan Mei 2005 dan merilis sebuah DVD untuk debut live mereka di Amerika Utara.

Mengikuti dirilisnya beberapa single dan sebuah album baru, AWAKE di 2005, band ini kemudian mengadakan tur Jepang sebelum memulai tur ASIA LIVE 2005, yang membawa band ini ke Seoul di Korea dan Shanghai di Cina. Sebelu kembali ke Tokyo untuk dua pertunjukan utama.

Setelah menutup tur mereka, perhatian para anggota band ini kembali terfokus pada kegiatan ? kegiatan solo mereka. tetsu merekam beberapa single dan sebuah album dengan Creature Creature. Serta merilis sebuah single atas nama dirinya sendiri. Sementara yukihiro kembali pada acid android dan merilis sebuah single. Kemudian ia beserta acid android menyertai MUCC dalam dua petunjukan di Shanghai. hyde menggubah lagu Glamorous Sky untuk film yang diangkat dari manga NANA dan dinyanyikan oleh Mika Nakashima. Ia juga merilis dua single dan album lain berjudul FAITH, yang membawanya dalam tur panjang di Jepang serta mengadakan pertunjukan di California. Terakhir dalam masa vakum band ini, ken merilis sebuah single solo, Speed.

25 dan 26 September 2006 L’Arc~en~Ciel mengadakan dua pertunjukan untuk merayakan ulang tahun ke 15 band ini. Diberi judul L’Anniversarry, petunjukan tersebut bertempat di Tokyo Dome dengan set list sebagian ditentukan oleh para fans lewat poling online.

Setelah merayakan kesuksesan mereka selama 15 tahun bersama-sama, L’Arc~en~Ciel telah merilis sebuah single dan menyusul beberapa lainnya dalam bulan ? bulan kedepannya. Band ini sekarang sedang dalam tur musim panas dan juga bersiap ? siap mengeluarkan sebuah album baru dan dua DVD sebelum akhir tahun ini.

Setelah membuktikan kemampuan mereka untuk terus bertahan, L’Arc~en~Ciel bisa dbilang merupakan band yang masih akan terus berkiprah di dunia musik rock Jepang dalam jangka waktu yang lama. Membawa pesan cinta, damai dan dunia dimana semua orang dapat hidup bersama tanpa pertikaian, musik L’Arc~en~Ciel mampu melewati batas musik dan bahasa. Serta berhasil menandai dan meninggalkan kesan positif pada para pendengar di seluruh dunia. Para fans telah dan akan terus menunggu karya ? karya selanjutnya dari grup legendaries ini.

author : Lacy (2007-08-02)
translator : nekonie (2007-09-17)




Berawal pada tahun 1991 di Osaka. Tetsu dan Hiro, berniat membentuk sebuah band. Mereka mulai mencari personil dengan melihat penampilan indie dari satu live house ke live house lain. Bertemulah mereka dengan Hyde yang saat itu masih menjadi gitaris sebuah band bernama Kidies Bombs, Kidies Bombs sedang mengalami perombakan personil, sehingga Hyde harus menjadi vokalisnya. Hyde yang ingin menjadi gitaris, merasa tidak percaya diri menjadi vokalis. Namun ia tetap mencoba untuk bernyanyi [walau sesekali sambil bermain gitar], Kidies Bombs kemudian berganti nama menjadi Jerusalem's Rod.

Saat Tetsu menonton konser Jerusalem's Rod, Tetsu tertarik untuk merekrut Hyde sebagai vokalis bandnya. Lalu Tetsu pun makin sering mengikuti aksi manggung Jerusalem's Rod, seakan ia fans beratnya. Sarnpai akhirnya, ia mendapat nomor telpon Hyde, la menghubungi Hyde dan memintanya untuk rnenjadi vokalis. Tetsu pun mengundang Hyde dan Pero untuk jam-session bersama. Hyde kemudian memutuskan untuk mundur dari Jerusalem' s Rod dan bergabung dengan Tetsu. Sedang kan Pero langsung mengiyakan, Februari 1991,terbentuk sebuah band bernama L' Arc en Ciel dengan Hyde sebagai vokalis, Hiro sebagai gitaris, Tetsu sebagai bassis, dan Pero pada drum. Nama L'Arc-en-Ciel (ラルク アン シエル, Raruku An Shieru?, "the rainbow" in French) diambil dari bahasa Perancis yang berarti ' an ark in the sky', (sok tau gitu deh gue)

Oleh orang Jepang, sering disingkat menjadi 'Laruku'. Tetsu menemukan nama ini dari judul film Perancis yang ditontonnya. la berpikir nama ini sangat menarik, namun ia tidak tahu artinya. Akhirnya Tetsu pergi ke toko buku dan mencari kamus bahasa Perancis. Melihat artinya adalah rainbow, Tetsu makin mantap akan nama ini. Siapa yang menyangka nama ini merefleksikan karir L' Arc en Ciel yang sudah berjalan lebih dari 15 tahun. Dan Laruku menjadi salah satu band rock Jepang tahun 90-an yang masih eksis hingga kini. Mereka memulai dengan manggung pada live house. Dari penontonnya yang hanya 2 hingga 300 orang saja, Pada 30 Mei 1991, Laruku menggelar konser perdananya secara indie di Osaka Nanba Rockets.

Di Jepang sendiri ada mitos yang mengatakan ' Jika ingin sukses menjadi band rock, mulailah menjadi band indie yang berpenampilan visual '. Nama-nama grup indies yang muncul pun berbau nama-nama Eropa. Laruku akhirnya terbawa dalam tradisi ini. Mereka iampil visual layaknya androgyny dengan kostum gaun, make up tebal, lipstick merah. dan sentuhan nuansa mediteranian. Alhasil, banyak penonton yang mengira vokalis Laruku seorang wanita atau gay. Namun sang pemilik live house yakin' Hyde adalah pria sejati', la berpendapat suara Hyde sangat atraktif dan kuat. la yakin sekali suatu saat nanti Laruku akan menjadi band yang besar. Sejak saat itu, mereka mulai terkenal di kalangan kornunitas indie. Tawaran manggung mulai berdatangan, dari berbagai kota. Akhirnya Laruku mulai mengembangkan ' sayap' dengar menggelar tour keliling Osaka.


Tahun 1992, Laruku dihadang masalah karena Hiro meninggalkan Laruku. tepat disaat Tetsu sudah mem-booking studio rekaman dan sejumlah live event sudah terdaftar sebagai waiting list. Tetsu yang panik segera mencari personil pengganti, la kemudian memanggil teman kecilnya yang pernah satu band dengannya semasa SMA, Ken. Saat itu Ken sedang menjalani kuliahnya Arsitektur di salah satu universitas di Nagoya. Ken terdaftar sebagai mahasiswa akhir yang tinggal 6 bulan lagi lulus. Tiba-tiba saja Tetsu menelpon, dan memberi tawaran bergabung dengan Laruku. Tetsu hanya memberi Ken waktu 3 hari untuk berpikir. Ken akhirnya menerima tawaran menjadi additional player Laruku dengan pikiran ' ngga ada salahnya membantu teman'. Tak disangka, Laruku semakin kebanjiran tawaran job. Hingga puncaknya, Laruku dikontrak menjadi major band oleh Sony Music Japan™. Ken mulai dilema, bingung memilih antara bergabung dengan Laruku dan menjadi gitaris sesuai cita-citanya. atau menjadi insinyur sesuai harapan keluarganya. Setelah dibujuk oleh Tetsu. Ken akhirnya memilih untuk berhenti kuliah dan bergabung dengan Laruku sebagai personil tetap. Hal ini membuat Ken diusir dari rumah orang tuanya dan mereka tidak mau berbicara lagi dengannya. Konon, hingga kini Ken maupun orang tuanya masih belum saling bertegur sapa. Laruku pun semakin sibuk manggung. Hingga pada 1 Oct 1992. mereka merekam Voice untuk Omnibus CD Gimmick. Sebulan berikutnya, single perdana Flood of Tears dirilis pada 25 Nov 1992 dengan jumlah terbatas, 1000 kopi single yang langsung sold out di Jepang. Hingga kini CD ini masih dicari orang, Malah saking langkanya, ada yang menjualnya seharga 60,000 yen, padahal harga originalnya 971 yen!.

Akhir Des 1992, Laruku kembali ditinggal personilnya, Kali ini yang mundur adalah Pero, setelah tampil live di Osaka Music Hall. Maka Tetsu kemudian sibuk mencari personil pengganti. Dengan pertimbangan mereka akan ke Tokyo untuk lebih sukses, maka ia fokus mencari pemain drum yang tinggal di Tokyo, Akhirnya, Telsu melihat Sakura di salah satu live house. Sakura sendiri saat itu tidak tahu ada band bernama L' Arc en Ciel . la akhirnya setuju untuk bergabung dengan L' Arc en Ciel mulai 16 Jan 1993. Setelah personilnya kembali lengkap, Laruku segera menjalani rekaman dibawah label indie Danger Crue Records. Untuk lagu I'm in Pain dan Wo Truth, mereka tidak memasukkannya dalam album ini karena kedua lagu itu buatan Hiro, dan diganti dengan lagu berjudul Shutting From the Sky. Sepanjang rekaman album DUNE, para personil Laruku [kecuali Sakura] tinggal di sebuah mansion tarif mingguan di Tokyo. DUNE akhirnya dirilis pada April 1993 dan berhasil meraih peringkat 1 Oricon chart sebulan kemudian. Hal ini membuat sejumlah major label tertarik untuk memproduseri Laruku, Kemudian mereka menggelar 2 tour "Close to DUNE" dan "Feel of DUNE". Banyak masalah yang mereka hadapi saat menjalani debut ini. Saat itu. mereka masih sering merasa homesick dengan Osaka, sehingga sering bolak-balik Osaka-Tokyo selama 4 jam perjalanan dengan menggunakan mobil dari perusahaan. Seringkali Tetsu yang menjadi supir, karena Hyde dianggap terlalu pelan [baca: berhati-hati] dalam mengendarai mobil. Kalau Sakura yang tidak hafal jalan. sering nyasar. Sedangkan Ken membawa mobil ugal-ugalan, sehingga membuat Tetsu stres dan tidak bisa tidur di mobil.

Sept 1993, diputuskan seluruh anggota Laruku pindah ke Tokyo untuk mengembangkan karir. Hanya Hyde yang memilih telap tinggal di Osaka, karena ia tidak ingin jauh dari teman dan keluarga, serta merasa tidak kerasan dengan keadaan Tokyo yang terlalu metropolis, Ditanya plan menjadi major band. Tetsu berpikir banwa Sony adalah pilihan terbaik. Maka langkah selanjutnya ia mengontak Ki/oon yang merupakan sublabel dari Sony Record Japan. Pihak Sony pun berminat unluk memproduseri Laruku. Akhirnya, Laruku menggelar tour terakhirnya sebagai band indies dalam Nostalgia no Yokan dimana seluruh tiketnya habis terjual dalam waktu singkat. Mereka juga tampil dalam acara TV special "L'Arc en Ciel Valentine TV Special • Nostalgia no Yokan" untuk membahas mengenai konser ini, Hyde sempat berkata "Kami tidak akan pernah melupakan konser ini. Kami sangat bahagia dan akan berusaha lebln baik lagi untuk bisa mewujudkan impian kami. Seandainya ini menjadi menjadi live terakhir Laruku, aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi kami semua pasti akan menangis di backstage setelahnya".

Juli 1994, adalah saat bersejarah dimana Laruku menandatangani kontrak sebagai major band. Sebuah kehidupan baru pun dimulai. Kalau sebelumnya mereka bermusik sambil menjalani kerja part time, kini mereka berkonsentrasi penuh bekerja di dunia musik yang sebenarnya. Bagi Ken, melihat Laruku yang semakin bersinar, ia yakin suatu saat orang tuanya akan memaafkan dan mau menerimanya kembali ke rumah, Dibawah Sony Music Japan™, Laruku merilis single major pertama, Blurry Eyes. Single ini berhasil meraih peringkat teratas Oricon chart. Awal karir yang gemilang ini disusul dengan perilisan single kedua Vivid Colors yang menjadi ending theme untuk Guru Guru 99 [c/w song-nya, Brilliant Years menjadi ending theme untuk Shindora], dan album Tierra. Menurut Tetsu, Laruku tidak memilih mana single yang akan dijadikan hits. Saat itu mereka membuat musik hanya berdasarkan imajinasi mereka saja tanpa berpikir lagu tersebut yang akan menjadi ngetop. "Biarlah fans yang menilai lagu-lagu kami,"




FORMASI LARUKU


D'ARK~EN~CIEL
D' Ark en Ciel adalah alter ego L' Arc-en-Ciel ketika Sakura masih bergabung. Formasinya adalah Hyde, Tetsu, Sakura dan Ken. Sesuai namanya, lagu yang dibawakan D' Ark en Ciel bernuansa dark. Ada 3 lagu yang pernah dibawakan D' Ark~en~Ciel, yaitu Dark In My Lite, Minagorosbi, dan Insanity. Ketiganya pernah muncul dalam live Kiss Me Heavenly [1995]




P'Unk en Ciel
P' Unk en Ciel adalah alter ego L' Arc-en-Ciel yang dibentuk setelah Yukihiro bergabung. Ini merupakan ' revisi' dari D' Ark-en-Ciel. Mereka membawakan lagu Laruku dalam format yang lebih nge-punk. Semua personilnya pindah posisi: Tetsu sebagai vokalis, Hyde sebagai gitaris, Yukihiro sebagai bassis dan Ken sebagai drummer. Banyak lagu yang dibawakan oleh P' Unk-en-Ciel pada saat live maupun disisipkan dalam singles, seperti Heaven's Drive 2005. Round and Round 2005. Milky Way, Kasou Heisei Jw Wanasen, dan Promised Land 2005. Mereka mengubah format lagu ini menjadi lebih fun, sedErhana dan tempo yang lebih cepat. Hyde kadang rnemakai penutup mata ala bajak laut dalam setiap penampilannya bersama P' unk-en-Ciel. Band inip un pernah berkolaborasi dengan komedian Jepang. Sayaka Aoki, yang tampil nge-punk dan mengganti namanya jadi Punk Aoki, saat mereka tampil liVe di Budokan.





The Zombies - Self-copy bond
Setelah Sakura ditahan. L' Arc-en-Ciel mengalami vakum sesaat. Sambil rnenunggu posisi drummer. ketiga personilnya membentuk Trio bernama The Zombies, Band ini rnembawa lagu-lagu L' Arc-en-Ciel sendiri, dan lagu dari sejumlah musisi Barat.



KIOTO
Tahun 1995-1996, Laruku pernah meng-cover version lagu-lagu grup band TOKIO, diantaranya Love You Only. Saat itu, mereka mengubah nama band-nya menjadi KIOTO.



Blurry Eyes
Music : Tetsu Words : Hyde

tooku no kaze wo
mi ni matou
anata ni wa todokanai
kotoba narabete mite mo
mata shisen wa dokoka
mado no mukou

kawaranai yokan wa tsuzuite-iru
ano hibi sae kumotte...

kago no naka no
tori no you na
utsuro na me ni furete-iru
gogo no hizashi wa maru de
anata wo soto e
sasou hikari

kawaranai yokan wa tsuzuite-iru
ano hibi sae kumotte shimau

meguri kuru toki ni
yakusoku wo ubaware-sou
kono ryoute sashinobete mo
kokoro wa hanarete

(why do you stare at the sky with your blurry eyes?)

meguri-kuru toki ni
yakusoku wo ubaware-sou
kono ryoute sashi nobete mo
kokoro wa hanarete

meguri-kuru toki ni
taisetsu na hito wa mou
furimuita sono hitomi ni
chiisa na tameiki

your blurry eyes...your blurry eyes
your blurry eyes...kokoro wa
your blurry eyes...hanarete

your blurry eyes...yuku


Media Box: